Rabu, 26 September 2012

PENGARUH PENDIDIKAN ANAK TERHADAP PERKEMBANGAN KEHIDUPANNYA


PENGARUH PENDIDIKAN ANAK TERHADAP PERKEMBANGAN KEHIDUPANNYA

Pendidikan merupakan faktor paling utama dalam kehidupan manusia di dunia ini. Dengan pendidikan manusia akan dapat merubah pola kehidupan dari yang tidak baik menjadi lebih baik, dengan pendidikan pula manusia akan menemukan jatidiri yang sesungguhnya sebagai manusia sempurna karna akan merasa memiliki derajat yang lebih tinggi dari yang lainnya. Dengan demikian pendidikan adalah asas yang paling penting bagi individu dalam merealisasikan berbagai segi kehidupan di dunia ini.
Manusia dilahirkan dengan jiwa dan watak yang sama pendidikanlah yang menjadikan mereka berbeda, kata Haveltius. Dengan bahasa yang agak sedikit berbeda, Immanuel Kant mengatakan, manusia menjadi manusia karena pendidikan. Selain itu, dengan sangat menyakinkan, Pavlov ( dari Rusia ) dan Watson ( Amerika ) menobatkan pendidikan sebagai ' yang maha kuasa ' . Bahkan dengan agak sesumbar, Watson mengatakan : Give me a dozen healthy infants, well formed, and my own specified world to bring them up in and I'll guarantee to take any one at random and train him to become any type of specialist I might select – doctor, lawyer, artist, merchant - chef and, yes, even beggar – man and thief regardless of his talent, penchants, tendencies, abilities, vocations, and race of his ancestors. ( Jalaluddin Rahmat, dalam Psikologi Komunikasinya menerjemahkan perkataan di atas dengan : Berikan kepadaku selusin anak-anak sehat, tegap, dan berikan dunia yang aku atur sendiri untuk memelihara mereka. Aku jamin, aku sanggup mengambil seorang anak sembarangan saja, dan mendidiknya untuk menjadi tipe spesialis yang aku pilih – dokter, pengacara, seniman, saudagar, dan bahkan pengemis, dan pencuri, tanpa memperhatikan bakat, kecenderungan, tendensi, kemampuan, pekerjaan dan ras orang tuanya. )
Pendapat tokoh-tokoh di atas, merupakan koreksi terhadap pendapat tokoh aliran nativisme ( seperti Schopenhaur dan Prof. Heymans ) yang mengatakan bahwa pendidikan itu sama sekali tidak memberikan pengaruh terhadap perkembangan manusia, atau manusia itu tidak bisa dididik. Sebab perkembangan manusia di tentukan oleh antivusnya atau pembawaannya. Bahkan Lucian Arrear ( Salah seorang simpatisan aliran ini ) dengan nada sedikit mengejek mengatakan bahwa dari zaman ke zaman pendidikan adalah omong kosong yang besar sekali dan amat mengelikan.
Islam, sebagai agama penyempurna dan sempurna, ternyata memiliki kedua-duanya. Jadi, disamping seorang anak yang lahir ke dunia fana ini membawa fitra- dan ini yang membedakan manusia dari makhluk yang lain, sehingga ia lebih istimewa, sekaligus berarti bahwa ia adalah makhluk paedagogik-, namun orang-orang di sekelilingnya bisa mempengaruhi fitrah tersebut ' sesuai dengan kehendak mereka ' : untuk menjadi seorang Yahudi, Nashrani, atau Majusi. Ki Hajar Dewantoro, melukiskan keadaan ini dengan mengatakan : Anak yang baru lahir adalah ibarat kertas putih yang sudah ada tulisannya, tetapi belum jelas ( masih remang-remang ). Tugas pendidik adalah menampakkan ( memperjelas ) tulisan yang masih samar tersebut, dan tentunya yang perlu ditampakkan adalah tulisan yang baik.
Dengan demikian pendidikan tetap merupakan keharusan dan kewajiban bagi seluruh manusia, walaupun tingkat kesuksesannya akan sangat bervariasi sesuai dengan atau tergantung pada potensi yang dimiliki serta semangat mengembangkan potensi tersebut  ( melalui bimbingan orang lain atau hasil penelitian dan pemikirannya sendiri ). Sebab – seperti kata Ibnu Mas'ud ra – seseorang tidak ada yang dilahirkan dalam keadaan alim. Karena ilmu akan di peroleh melalui belajar.[1]
Namun, untuk mendapatkan hasil yang optimal dan memuaskan, seorang anak tidak bisa dibiarkan begitu saja ' mencari ' dan menemukan pengetahuan pengetahuan sendiri tanpa ada yang mengajari, mengarahkan dan membimbingnya – karena bisa saja yang memjadi tebal justru tulisan yang tidak baik. Mengajar dan mendidik ini, masih membutuhkan seperangkat aturan atau metode yang harus dikerjakan dan dilaksanakan oleh para pendidik- tentunya jika menginginkan hasil yang maksimal. Pada dasarnya Islam sangat kaya dengan metode pendidikan tersebut, sehingga apabila metode-metode tersebut benar-benar diterapkan secara tepat maka hasilnya adalah manusia ' sempurna '. Bahkan jauh sebelum mereka lahir ke dunia ini, Islam telah menawarkan konsep agar orang ( laki-laki ) yang menginginkan anak, hendaknya mencarikan ibu yang baik bagi calon anaknya itu, termasuk juga memperhatikan garis keturunannya.
Dalam judul ini penulis akan mengetengahkan pendidikan yang tepat bagi seorang anak, sejak masik kanak-kanak hingga menjelang dewasa, sehingga akan menghasilkan pengaruh positif yang signifikan di banding dengan anak yang tidak memperoleh pendidikan sejak masa kanak-kanaknya. Lebih dari itu penulis dalam pembahasan ini lebih mengedepankan pendidikan islam sebagai sarana yang paling besar dalam mempengaruhi perkembangan anak dalam kehidupannya
.
1. Anak dalam Perspektif Al-qur'an

            Dalam pandangan islam, anak-anak memiliki dunia yang indah dan mempesona namun tetap senantiasa membutuhkan perhatian serta penghargaan untuk melindungi kehidupan dan dunia mereka agar terhindar dari mara bahaya yang mengancam sehingga mereka tetap berada dalam Shirath al-Mustaqim.
            Perhatian Islam yang sangat tinggi terhadap dunia anak –anak ini tidak hanya setelah mereka dilahirkan di dunia saja, melainkan jauh sebelum itu. Pada saat sang ( Calon ) ayah bermaksud mencari pendamping hidupnya ( Calon ibu ), Islam telah menawarkan seperangkat aturan, dengan memilih pendamping hidup yang taat kepada agama ( Allah ). Demikiaan juga sebaliknya, seorang perempuan hendaknya mencari pendamping hidup ( suami ) yang baik dan saleh.
            Oleh karna ini semua banyak ayat-ayat Al-qur'an yang menjelaskan tentang masalah anak dan perkembangannya, diantaranya :
a.                   Kehadiran anak merupakan karunia serta nikmat dari Allah yang harus di syukuri. Allah berfirman dalam Al-qur'an surat Al-Isra' ayat 6, yang artinya : " Dan kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar".
b.                   Anak merupakan perhiasan kehidupan dunia, firnam Allah dalam surat Al-Kahfi ayat 46, yang artinya : " Harta dan anak-anak adalah merupakan perhiasan kehidupan dunia… "
c.                   Kehadiran anak merupakan peristiwa yang membahagiakan ( Kabar gembira ). Firman Allah dalam surat Maryam ayat 7, " Hai Zakariya, sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu akan beroleh seorang anak yang bernama Yahya,yang sebelumnya belum pernah kami ciptakan yang serupa dengan dia."
d.                  Keberadaan anak-anak dalam sebuah rumah tangga menjadi penyejuk hati dan penenang jiwa. Allah berfirman dalam surat Al-Furqan ayat 74 " ….Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami, istri-istri kami dan anak-anak kami sebagai penyenang hati.
Demikianlah sekelumit tentang penjelesan anak-anak dalam Al-qur'an dan masih sangat banyak kutipan ayat yang menjelaskan tentangnya yang seluruhnya dilatarbelakangi oleh pendidikan, pendidikan calon ayah dan calon ibu juga pendidikan anak kelak ketika menjadi besar.

2. Anak dalam perspektif Hadist

            Rosulullah saw benar-benar seorang nabi yang membawa rahmat. Dalam setiap kondisi beliau sangat mencintai dan menyayangi anak, sehingga tidak jarang dalam bergaul sesama mereka beliau bergurau dan bermain-main bersama. Di sisi lain perhatian dan perlindungan yang beliau berikan terhadap mereka sangat tinggi. Oleh karna itu, beliau sangat tidak suka dengan orang-orang yang memperlakukan mereka dengan keras dan kasar.
            Metode pendidikan beliau yang tinggi dan pergaulannya dengan anak-anak yang di dasari oleh perasaan kasih sayang, ternyata memiliki pengaruh yang cukup  kuat di dalam hati para sahabat beliau. Sehingga hati mereka yang keras, bisa menjadi lunak dan lembut ketika sudah berhadapan dengan anak-anak.
            Banyak hadist yang menjelaskan tentang kasih sayang rosulullah terhadap anak-anak. Salah satunya hadits yang di riwayatkan Anas ra, beliau berkata : Belum pernah saya melihat seseorang yang lebih mengasihi keluarganya bila dibandingkan Rosulillah saw. ( HR. Muslim )
            Demikianlah peranan Al-qur'an dan Hadits yang sangat mengedepankan pendidikan bagi anak-anak sejak masih kecil, sebab seorang akan menjadi baik jikalau sejak masa kanak-kanak telah dibekali pendidikan untuk masa depannya. Dengan demikian pendidikan anak-anak akan mempengaruhi segala perbuatannya ketika ia menginjak masa dewasa.

Kesimpulan

            " Dan hendaknya takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap nasib mereka. Karena itu, hendaknya mereka bertakwa kepada Allah dan hendaknya mereka mengucapkan perkataan yang benar " ( Q.S. An-Nisaa' : 9 ).
Anak merupakan karunia Allah SWT yang paling berarti kepada hambanya. Adanya anak manusia dapat meneruskan keturunannya. Ayat diatas Allah swt telah mengingatkan kepada hambanya agar selalu memperhatikan pendididkan anak sebagai bekal dirinya di dunia dan akhirat kelak. Karna anak yang berpendidikan selalu berbuat baik kepada siapa saja, bahkan dalam hadist Nabi dikatakan do'anya anak yang soleh merupakan amal jariyyah bagi orang tuanya di alam kubur nanti.


1. Dr. Assarif Hamdan Rajih dalam Kaifa Nad'u Al-Athfal, 1994, hal 81                                                     .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar