PENGARUH PENDIDIKAN ANAK
TERHADAP PERKEMBANGAN KEHIDUPANNYA
Pendidikan
merupakan faktor paling utama dalam kehidupan manusia di dunia ini. Dengan
pendidikan manusia akan dapat merubah pola kehidupan dari yang tidak baik
menjadi lebih baik, dengan pendidikan pula manusia akan menemukan jatidiri yang
sesungguhnya sebagai manusia sempurna karna akan merasa memiliki derajat yang
lebih tinggi dari yang lainnya. Dengan demikian pendidikan adalah asas yang paling
penting bagi individu dalam merealisasikan berbagai segi kehidupan di dunia
ini.
Manusia
dilahirkan dengan jiwa dan watak yang sama pendidikanlah yang menjadikan mereka
berbeda, kata Haveltius. Dengan bahasa yang agak sedikit berbeda, Immanuel Kant
mengatakan, manusia menjadi manusia karena pendidikan. Selain itu, dengan
sangat menyakinkan, Pavlov ( dari Rusia ) dan Watson ( Amerika ) menobatkan
pendidikan sebagai ' yang maha kuasa ' . Bahkan dengan agak sesumbar, Watson
mengatakan : Give me a dozen healthy infants, well formed, and my own
specified world to bring them up in and I'll guarantee to take any one at
random and train him to become any type of specialist I might select – doctor,
lawyer, artist, merchant - chef and, yes, even beggar – man and thief
regardless of his talent, penchants, tendencies, abilities, vocations, and race
of his ancestors. ( Jalaluddin Rahmat, dalam Psikologi Komunikasinya
menerjemahkan perkataan di atas dengan : Berikan kepadaku selusin anak-anak
sehat, tegap, dan berikan dunia yang aku atur sendiri untuk memelihara mereka.
Aku jamin, aku sanggup mengambil seorang anak sembarangan saja, dan mendidiknya
untuk menjadi tipe spesialis yang aku pilih – dokter, pengacara, seniman,
saudagar, dan bahkan pengemis, dan pencuri, tanpa memperhatikan bakat,
kecenderungan, tendensi, kemampuan, pekerjaan dan ras orang tuanya. )
Pendapat
tokoh-tokoh di atas, merupakan koreksi terhadap pendapat tokoh aliran nativisme
( seperti Schopenhaur dan Prof. Heymans ) yang mengatakan bahwa pendidikan itu
sama sekali tidak memberikan pengaruh terhadap perkembangan manusia, atau
manusia itu tidak bisa dididik. Sebab perkembangan manusia di tentukan oleh
antivusnya atau pembawaannya. Bahkan Lucian Arrear ( Salah seorang simpatisan
aliran ini ) dengan nada sedikit mengejek mengatakan bahwa dari zaman ke zaman
pendidikan adalah omong kosong yang besar sekali dan amat mengelikan.
Islam,
sebagai agama penyempurna dan sempurna, ternyata memiliki kedua-duanya. Jadi,
disamping seorang anak yang lahir ke dunia fana ini membawa fitra- dan ini yang
membedakan manusia dari makhluk yang lain, sehingga ia lebih istimewa,
sekaligus berarti bahwa ia adalah makhluk paedagogik-, namun orang-orang di
sekelilingnya bisa mempengaruhi fitrah tersebut ' sesuai dengan kehendak mereka
' : untuk menjadi seorang Yahudi, Nashrani, atau Majusi. Ki Hajar Dewantoro,
melukiskan keadaan ini dengan mengatakan : Anak yang baru lahir adalah ibarat
kertas putih yang sudah ada tulisannya, tetapi belum jelas ( masih
remang-remang ). Tugas pendidik adalah menampakkan ( memperjelas ) tulisan yang
masih samar tersebut, dan tentunya yang perlu ditampakkan adalah tulisan yang
baik.
Dengan
demikian pendidikan tetap merupakan keharusan dan kewajiban bagi seluruh
manusia, walaupun tingkat kesuksesannya akan sangat bervariasi sesuai dengan
atau tergantung pada potensi yang dimiliki serta semangat mengembangkan potensi
tersebut ( melalui bimbingan orang lain
atau hasil penelitian dan pemikirannya sendiri ). Sebab – seperti kata Ibnu
Mas'ud ra – seseorang tidak ada yang dilahirkan dalam keadaan alim. Karena ilmu
akan di peroleh melalui belajar.[1]
Namun,
untuk mendapatkan hasil yang optimal dan memuaskan, seorang anak tidak bisa
dibiarkan begitu saja ' mencari ' dan menemukan pengetahuan pengetahuan sendiri
tanpa ada yang mengajari, mengarahkan dan membimbingnya – karena bisa saja yang
memjadi tebal justru tulisan yang tidak baik. Mengajar dan mendidik ini, masih
membutuhkan seperangkat aturan atau metode yang harus dikerjakan dan
dilaksanakan oleh para pendidik- tentunya jika menginginkan hasil yang
maksimal. Pada dasarnya Islam sangat kaya dengan metode pendidikan tersebut,
sehingga apabila metode-metode tersebut benar-benar diterapkan secara tepat maka
hasilnya adalah manusia ' sempurna '. Bahkan jauh sebelum mereka lahir ke dunia
ini, Islam telah menawarkan konsep agar orang ( laki-laki ) yang menginginkan
anak, hendaknya mencarikan ibu yang baik bagi calon anaknya itu, termasuk juga
memperhatikan garis keturunannya.
Dalam
judul ini penulis akan mengetengahkan pendidikan yang tepat bagi seorang anak,
sejak masik kanak-kanak hingga menjelang dewasa, sehingga akan menghasilkan
pengaruh positif yang signifikan di banding dengan anak yang tidak memperoleh
pendidikan sejak masa kanak-kanaknya. Lebih dari itu penulis dalam pembahasan
ini lebih mengedepankan pendidikan islam sebagai sarana yang paling besar dalam
mempengaruhi perkembangan anak dalam kehidupannya
.
1. Anak dalam Perspektif
Al-qur'an
Dalam pandangan islam, anak-anak memiliki dunia yang
indah dan mempesona namun tetap senantiasa membutuhkan perhatian serta
penghargaan untuk melindungi kehidupan dan dunia mereka agar terhindar dari
mara bahaya yang mengancam sehingga mereka tetap berada dalam Shirath
al-Mustaqim.
Perhatian Islam yang sangat tinggi terhadap dunia anak
–anak ini tidak hanya setelah mereka dilahirkan di dunia saja, melainkan jauh
sebelum itu. Pada saat sang ( Calon ) ayah bermaksud mencari pendamping
hidupnya ( Calon ibu ), Islam telah menawarkan seperangkat aturan, dengan
memilih pendamping hidup yang taat kepada agama ( Allah ). Demikiaan juga
sebaliknya, seorang perempuan hendaknya mencari pendamping hidup ( suami ) yang
baik dan saleh.
Oleh karna ini semua banyak ayat-ayat Al-qur'an yang
menjelaskan tentang masalah anak dan perkembangannya, diantaranya :
a.
Kehadiran anak merupakan karunia
serta nikmat dari Allah yang harus di syukuri. Allah berfirman dalam Al-qur'an surat Al-Isra' ayat 6,
yang artinya : " Dan kami membantumu dengan harta kekayaan dan
anak-anak dan kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar".
b.
Anak merupakan perhiasan kehidupan
dunia, firnam Allah dalam surat
Al-Kahfi ayat 46, yang artinya : " Harta dan anak-anak adalah merupakan
perhiasan kehidupan dunia… "
c.
Kehadiran anak merupakan peristiwa
yang membahagiakan ( Kabar gembira ). Firman Allah dalam surat Maryam ayat 7, " Hai Zakariya,
sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu akan beroleh seorang
anak yang bernama Yahya,yang sebelumnya belum pernah kami ciptakan yang serupa
dengan dia."
d.
Keberadaan anak-anak dalam sebuah
rumah tangga menjadi penyejuk hati dan penenang jiwa. Allah berfirman dalam surat Al-Furqan ayat 74
" ….Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami, istri-istri kami dan
anak-anak kami sebagai penyenang hati.
Demikianlah
sekelumit tentang penjelesan anak-anak dalam Al-qur'an dan masih sangat banyak
kutipan ayat yang menjelaskan tentangnya yang seluruhnya dilatarbelakangi oleh
pendidikan, pendidikan calon ayah dan calon ibu juga pendidikan anak kelak
ketika menjadi besar.
2. Anak dalam
perspektif Hadist
Rosulullah saw benar-benar seorang nabi yang membawa
rahmat. Dalam setiap kondisi beliau sangat mencintai dan menyayangi anak,
sehingga tidak jarang dalam bergaul sesama mereka beliau bergurau dan
bermain-main bersama. Di sisi lain perhatian dan perlindungan yang beliau
berikan terhadap mereka sangat tinggi. Oleh karna itu, beliau sangat tidak suka
dengan orang-orang yang memperlakukan mereka dengan keras dan kasar.
Metode pendidikan beliau yang tinggi dan pergaulannya
dengan anak-anak yang di dasari oleh perasaan kasih sayang, ternyata memiliki pengaruh
yang cukup kuat di dalam hati para
sahabat beliau. Sehingga hati mereka yang keras, bisa menjadi lunak dan lembut
ketika sudah berhadapan dengan anak-anak.
Banyak hadist yang menjelaskan tentang kasih sayang
rosulullah terhadap anak-anak. Salah satunya hadits yang di riwayatkan Anas ra,
beliau berkata : Belum pernah saya melihat seseorang yang lebih mengasihi
keluarganya bila dibandingkan Rosulillah saw. ( HR. Muslim )
Demikianlah peranan Al-qur'an dan Hadits yang sangat
mengedepankan pendidikan bagi anak-anak sejak masih kecil, sebab seorang akan
menjadi baik jikalau sejak masa kanak-kanak telah dibekali pendidikan untuk
masa depannya. Dengan demikian pendidikan anak-anak akan mempengaruhi segala
perbuatannya ketika ia menginjak masa dewasa.
Kesimpulan
" Dan hendaknya takut
kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak
yang lemah, yang mereka khawatir terhadap nasib mereka. Karena itu, hendaknya
mereka bertakwa kepada Allah dan hendaknya mereka mengucapkan perkataan yang
benar " ( Q.S. An-Nisaa' : 9 ).
Anak
merupakan karunia Allah SWT yang paling berarti kepada hambanya. Adanya anak
manusia dapat meneruskan keturunannya. Ayat diatas Allah swt telah mengingatkan
kepada hambanya agar selalu memperhatikan pendididkan anak sebagai bekal
dirinya di dunia dan akhirat kelak. Karna anak yang berpendidikan selalu
berbuat baik kepada siapa saja, bahkan dalam hadist Nabi dikatakan do'anya anak
yang soleh merupakan amal jariyyah bagi orang tuanya di alam kubur nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar